Studi Teologis terhadap Makna Perkataan Yesus tentang Mengampuni dalam Matius 18:21-22

Penulis

  • Martina Rina Proponen Gereja Toraja

Kata Kunci:

Kesalahan, Matius, Orang Percaya, Pengampunan, Tidak Terbatas.

Abstrak

Adanya sebuah relasi dalam kehidupan bersama seringkali menimbulkan percekcokan, sikap yang kejam seperti pembunuhan, atau pelecehan seksual. Relasi tersebut biasanya menyebabkan sakit hati, dendam, benci, sehingga berujung pada sikap sulit mengampuni. Banyak juga orang membatasi sebuah pengampunan, sama halnya Petrus dalam Matius 18:21-22 yang menganggap bahwa pengampunan cukup dilakukan sebanyak tujuh kali. Namun, Yesus berkata bahwa pengampunan bukan dilakukan tujuh kali saja, tetapi tujuh puluh kali tujuh kali. Tulisan ini mengeksegesis perkataan Yesus tersebut serta implikasinya bagi kehidupan orang percaya. Penulis menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data Library Research dengan menggunakan teknik analisis data Historis-Gramatikal. Hasilnya akan menjelaskan bahwa pengampunan tujuh puluh tujuh kali adalah pengampunan yang harus sempurna. Pengampunan harus aktif dilakukan atau harus terus-menerus diberikan tanpa mengenal kondisi, waktu, dan tempat. Pengampunan harus dilakukan tanpa batas. Kemudian, penulis menegaskan bahwa pengampunan adalah salah satu esensi Kerajaan Sorga sehingga orang percaya harus mengampuni dengan penuh kerelaan, tanpa batas, dan sempurna.

Referensi

Bavinck, Herman J. Sejarah Kerajaan Allah 2: Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.

Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab 3: Matius –Kisah Para Rasul. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1999.

Browning, W.R.F. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.

Daun, Paulus. Metodologi Penafsiran Perumpamaan Yesus. Manado: Yayasan Daun Family, 2003.

Drane, John. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013.

Duyverman, M. E. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013.

Heer, J. J. Tafsiran Alkitab: Injil Matius Pasal 1-22. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.

Henry, Matthew. Tafsiran Matthew Henry: Injil Matius 15-28. Translated by Herdian Aprilani. Malang: Gandum Mas, 2016.

Korengkeng, Herry Jeuke Nofrie. “Konsep Pengampunan Menurut Matius 18:21-35 Dan Implikasinya Bagi Gereja Masa Kini.” HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 2 (2020): 150–162.

Ladd, George Eldon. Injil Kerajaan. Malang: Gandum Mas, 2013.

Lane, Tim, and Paul Tripp. Relasi: Kekusutan Yang Layak Dihadapi. Surabaya: Momentum, 2011.

Scheunemann, Rainer. Tafssiran Perumpamaan-Perumpamaan Tuhan Yesus. Yogyakarta: Andi Publisher, 2012.

Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2017.

Tulluan, Ola. Introduksi Perjanjian Baru. Malang: Departemen Literatur YPPII, 1999.

Diterbitkan

2022-06-30

Cara Mengutip

Studi Teologis terhadap Makna Perkataan Yesus tentang Mengampuni dalam Matius 18:21-22. (2022). Sangulele: Jurnal Teologi Kontekstual, 1(1), 15-24. https://journals.ukitoraja.ac.id/index.php/sangulele/article/view/1963

Artikel Serupa

1-10 dari 11

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.