Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sangalla Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Penjumlahan Bilangan Pecahan
DOI:
https://doi.org/10.47178/jkip.v8i2.987Kata Kunci:
Analisis kesalahan, pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan desimalAbstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kesalahan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sangalla dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan biasa; (2) kesalahan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sangalla dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan campuran; (3) kesalahan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sangalla dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan desimal.
Bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan yaitu: (1) Kesalahan konseptual yang disebabkan: (a) Siswa tidak mampu memahami konsep dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan biasa dengan penyebut yang berbeda. (b) Siswa tidak mampu memahami konsep dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan campuran. (c) Siswa tidak mampu memahami konsep dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan desimal dengan jumlah angka dibelakang koma yang berbeda. (2) Kesalahan prosedural yang disebabkan: (a) siswa kurang teliti melakukan perhitungan dalam menjumlahkan pecahan biasa. (b) siswa kurang teliti melakukan perhitungan dalam mengubah mengubah pecahan campuran ke dalam pecahan biasa. (c) siswa kurang teliti melakukan perhitungan dalam menjumlahkan bilangan pecahan desimal dengan jumlah angkah di belakang koma yang berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjumlahkan bilangan pecahan biasa yaitu kesalahan konseptual dimana siswa kurang memahami konsep dalam menjumlahkan dua bilangan pecahan dengan penyebut yang berbeda yang dikategorikan sangat tinggi. (2) Bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjumlahkan bilangan pecahan campuran yaitu kesalahan prosedural dimana siswa kurang teliti dalam menyelesaikan langkah-langkah penyelesaian jawaban. Sedangkan kesalahan konseptual yang dilakukan siswa dikarenakan siswa tidak mengingat rumus, yang dikategorikan sangat tinggi. (3) Bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjumlahkan bilangan pecahan desimal yaitu kesalahan konseptual dimana siswa kurang memahami konsep atau syarat dalam menjumlahkan dua bilangan pecahan desimal dengan jumlah angkah di belakang koma yang berbeda, yang dikategorikan sangat tinggi.