PENERAPAN TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING, SAMBUNG PUCUK, DAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN KAKAO DI PROPINSI SULAWESI SELATAN

Penulis

  • Jermia Limbongan LIPI

DOI:

https://doi.org/10.47178/agro.v5i2.667

Kata Kunci:

adopsi teknologi, kakao, dokomposer, sambung samping

Abstrak

Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah pengembangan kakao yang cukup luas, mencapai 256.348 ha terdapat pada 21 kabupaten di antaranya Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, dan Soppeng. Produktivitas yang dicapai di daerah ini masih cukup rendah (kurang dari 600 kg per ha per tahun)  disebabkan oleh  kegiatan para petani kakao yang mendatangkan benih yang tidak jelas asal keturunannya antara lain dari Jawa, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan komoditas kakao di Sulawesi Selatan terutama tanaman kakao yang telah ditanam selama bertahun-tahun tidak menghasilkan buah  Selain itu sebagian besar tanaman kakao sudah berumur lebih dari 20 tahun sehingga tidak produktif lagi. Tanaman kakao yang tidak produktif tersebut dapat direhabilitasi menggunakan teknologi sambung samping, sambung pucuk. Selain itu pemupukan organik merupakan suatu hal yang penting melalui pemanfaatan limbah tanaman menggunakan decomposer untuk mepercepat proses dekomposisi. Agar petani dapat menerapkan teknologi-teknologi tersebut dengan baik, perlu ada pendampingan dari peneliti/penyuluh baik melalui berbagai media komunikasi maupun melalui demplot dimana petani bisa melihat dan terlibat langsung dalam proses adopsi teknologi tersebut.

Diterbitkan

2019-07-24

Terbitan

Bagian

Articles

Cara Mengutip

PENERAPAN TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING, SAMBUNG PUCUK, DAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN KAKAO DI PROPINSI SULAWESI SELATAN. (2019). AgroSainT, 5(2), 73-77. https://doi.org/10.47178/agro.v5i2.667