Pengkajian Pola Penerapan Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan

Authors

  • Jermia Limbongan LIPI

DOI:

https://doi.org/10.47178/agro.v3i2.626

Keywords:

Penerapan, inovasi pertanian, tanaman kakao

Abstract

Pelaksanaan program pembangunan perkebunan di Sulawesi Selatan telah dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan antara lain Program Nasional yang dikenal “Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani). Program lainnya adalah Gerakan Peningkatan Produsi dan Mutu Kakao Nasional (Gernas), program ini berlangsung dari 2009-2011, yakni peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi. Untuk mengetahui pola distribusi dan penerapan inovasi dan faktor penentu keberhasilan distribusi inovasi setelah program tersebut dilaksanakan beberapa tahun, telah dilakukan pengkajian pola penerapan inovasi pertanian spesifik lokasi tanaman kakao di kabupaten Luwu dan Luwu Utara pada tahun 2011. Kegiatan ini dilaksanakan  dengan menggunakan metode survei dengan memilih  20  orang responden di setiap lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat tani di kedua lokasi masih rendah. Hal ini berimplikasi pada kepala rumah tangga sebagai pengambil keputusan usahatani akan sulit menerima inovasi teknologi. Kehidupan petani masih perlu ditingkatkan karena masih kurang diberdayakan Teknologi yang diprioritaskan pada kegiatan peremajaan di Luwu adalah pemangkasan disusul penggunaan pupuk NPK, sedangkan di Luwu Utara adalah penggunaan pohon pelindung dan pemupukan NPK. Untuk kegiatan rehabilitasi teknologi yang diprioritaskan di Luwu adalah sambung samping dan penggunaan entres klon unggul, sedangkan di Luwu Utara adalah teknologi sambung pucuk dan sambung samping. Delapan puluh persen petani mengatakan penyuluh, aparat daerah dan peneliti merupakan pendorong utama bagi mereka untuk menerapkan teknologi dan sekitar 20 % petani menerapkan teknologi atas inisiatif sendiri. Pada kegiatan rehabilitasi ternyata penggunaan entres asal klon unggul sudah diadopsi dengan baik oleh petani setempat yaitu dengan skala peniruan sangat tinggi masing-masing 46,4% dan 60,3%. Komponen teknologi sambung samping dan sambung pucuk sudah sangat memasyarakat di kedua kebupaten tersebut. Untuk kegiatan intensifikasi, komponen teknologi pengendalian OPT mempunyai skala peniruan yang tinggi (30-36,6%), sedangkan sanitasi dan panen sering mempunyai skala peniruan yang sangat tinggi (16-20%).

Published

2019-06-25

Issue

Section

Articles

How to Cite

Pengkajian Pola Penerapan Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan. (2019). AgroSainT, 3(2), 295. https://doi.org/10.47178/agro.v3i2.626