Kajian Usaha Pembibitan Sapi Bali Diintegrasikan dengan Tanaman Padi Di Desa Amassangang, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang
DOI:
https://doi.org/10.47178/agro.v5i1.715Kata Kunci:
integrasi, sapi, pupuk, pendapatanAbstrak
Pengembangan kawasan terpadu melalui integrasi ternak sapi dengan tanaman padi merupakan suatu langkah yang tepat dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Tujuan dari pengkajian untuk mengetahui analisis usaha pembibitan sapi bali diintegrasikan dengan tanaman padi di Desa Amassangang, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan Februari tahun 2011. Adapun perlakuannya sebagai berikut : (P1) 10 ekor induk sapi bali dipelihara dalam kandang yang diberikan pakan limbah pertanian olahan (jerami padi, jerami jagung, tongkol jagung, dedak padi, keong mas, molases dan mineral mix/pikuten); (P2) 10 ekor induk sapi bali yang dipelihara secara tradisional/digembalakan pada siang hari, dikandangkan pada malam harinya. Kotoran sapi dan urin diolah menjadi bio gas dan pupuk organik (cair dan padat). Selanjutnya pupuk yang dihasilkan diaplikasikan pada lahan sawah. Perlakuan pupuk sebagai berikut : (P1) Pemupukan dengan 500 kg/ha kompos kotoran sapi, 100 kg/ha urea dan 5 liter/ha pupuk cair. ; (P2) Pemupukan sesuai rekomendasi 150 kg/ha urea dan 300 kg/ha NPK pelangi. Parameter yang diamati adalah pertambahan berat badan harian (PBBH), konsumsi pakan, service per conseption (S/C ratio), conseption rate (keberhasilan kebuntingan), konversi pakan, dosis pemupukan, jumlah anakan produktif, hasil gabah kering panen, dan analisis keuntungan. Analisis data menggunakan R/C ratio. Introduksi teknologi Pola Integrasi ternak dengan tanaman mampu meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp. 16.002.800,- lebih tinggi dibandingkan teknologi tradisional sebesar Rp. 3.949.200,- dan berdasarkan analisis R/C sebesar 2,61 lebih tinggi dibandingkan dengan pola tradisional sebesar 0,64 sehingga layak untuk diusahakan petani.