USAHATANI TERPADU TANAMAN JAGUNG – SAPI POTONG
DOI:
https://doi.org/10.47178/agro.v1i2.352Keywords:
integrasi, , jagung, lahan kering, , sapi potongAbstract
Masalah yang dihadapi pada sistem usahatani jagung pada lahan kering di Sulawesi Selatan adalah rendahnya tingkat kesuburan, miskin bahan organik dan kurang tersedianya air. Upaya untuk memperbaiki lahan tersebut diperlukan pupuk organik/kompos, sebab tanpa adanya pupuk organik produksi tanaman (jagung) menjadi semakin rendah, sedangkan penggunaan pupuk anorganik menurut rekomendasi/ maupun yang berlebihan tidak akan memberikan hasil yang lebih baik bahkan cenderung pemborosan dan menyebabkan menurunnya dan menyebabkan menurunnya kualitas tanah. Sulawesi Selatan juga dikenal sebagai penghasil sapi potong yang menghasilkan kotoran yang cukup banyak dan dapat diolah menjadi kompos/pupuk organik yang berkualitas. Dengan demikian kedua masalah yang dihadapi ini dapat diselesaikan secara simultan melalui sistem usahatani terintegrasi tanaman jagung – sapi potong (Crop Livestock System). Tujuan pengkajian ini adalah mensinergiskan pamanfaatan limbah pertanian tanaman jagung sebagai pakan sapi potong dan limbah sapi potong berupa kotoran dan urine dapat difermentasikan (kompos) menjadi pupuk organik yang dibutuhkan tanaman jagung. Kegiatan ini dilakukan dilahan kering Desa Lantang, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar secara “on farm research” (terintegrasi pada lahan petani) pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2004. Teknologi yang dintroduksi adalah penggunaan varietas unggul jagung (Bisma dan Lamuru) dengan perlakuan pemupukan ; pupuk organik 2 ton + 200 kg urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl dan pengolahan jerami jagung sebagai pakan melalui fermentasi dengan probiotik maupun pengomposan kotoran sapi dengan probiotik. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik pada varietas Bisma 2 ton meningkatkan hasil jerami jagung kering panen 11,364 ton dibandingkan varietas Lamuru 6,147 ton. Sedangkan penggemukan sapi bakalan selama 6 bulan dengan pakan dasar jerami fermentasi dapat memberikan pertumbuhan berat badan harian (PBBH) rata-rata 0,391 kg/ekor/hari dibandingkan menggunakan silase dan hay masing-masing 0,375 kg/ekor/hari dan 0,309 kg/ekor/hari. Analisis ekonomi sistem tanaman jagung – sapi potong dengan 3 ekor sapi dalam 1 ha selama 6 bulan menunjukkan keuntungan Rp 3.573.655 dengan B/C ratio 1,49. Dari hasil ini disimpulkan bahwa keuntungan yang didapat petani dari sistem usahatani tanaman jagung – sapi potong dapat meningkatkan pendapatan.