KAJIAN TANAMAN SELA DI LOKASI PEREMAJAAN TANAMAN PERKEBUNAN
DOI:
https://doi.org/10.47178/agro.v1i3.358Kata Kunci:
kakao, pendapatan pengganti, peremajaan, tanaman perkebunan, tanaman selaAbstrak
Produktivitas tanaman kakao di Sulawesi Selatan sejak tahun 2000 terus menurun dari 1,5 – 2,0 t/ha menjadi 600 – 800 kg/ha. Salah satu penyebabnya, tanaman yang ada saat ini sebagian besar sudah berumur > 15 tahun. Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kembali produktivitas tanaman kakao adalah dengan rehabilitasi tanaman, baik melalui sambung samping atau penanaman baru. Dalam masa rehabilitasi tersebut terdapat tenggang waktu ± 3-4 tahun hingga tanaman menghasilkan. Karena itu, diharapkan melalui penanaman tanaman sela pada areal tanaman perkebunan yang diremajakan dapat menjadi sumber pendapatan pengganti bagi petani. Kajian dilaksanakan pada lahan petani yang telah merehabilitasi perkebunan kakao berumur > 15 tahun melalui peremajaan tanaman yakni penanaman kakao baru. Pertanaman kakao tersebut telah berumur ± 1 tahun yang pertumbuhannya relatif kurang seragam, dengan jarak tanam 4 m x 4 m. Kegiatan berlangsung mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2007 di desa Kamanre, kecamatan Kamanre, kabupaten Luwu. Perlakuan yang dikaji terdiri atas 3 jenis tanaman sela di antara kakao yakni jagung : varietas Sukmaraga, dan varietas Bisi-2, padi gogo : varietas Situ Patenggang, dan varietas Situ Bagendit, dan kacang hijau varietas Gelatik. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Setiap jenis tanaman sela masing-masing ditanam pada lahan sekitar 0.1 ha dan diulang pada 4 petani, sehingga luas areal penanaman lebih kurang 2,0 ha. Pengamatan dilakukan terhadap semua tanaman sela dan tanaman pokok kakao, meliputi komponen pertumbuhan, komponen hasil dan produksi tanaman sela. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan sidik ragam dan selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata dengan uji jarak berganda-Duncan. Berdasarkan hasil kajian diperoleh bahwa pemanfaatan lahan dengan tanaman sela di antara kakao yang diremajakan umur ± 1 tahun tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao. Pertumbuhan dan hasil tanaman sela tidak berbeda antar varietas. Namun demikian, tanaman sela mengalami penurunan hasil akibat rendahnya tingkat kerapatan populasi tanaman. Dari berbagai jenis tanaman sela, kacang hijau (var. Gelatik) dan jagung var. Bisi-2 dan var. Sukmaraga sesuai ditanam bersama kakao selama belum berproduksi atau kanopi tanaman kakao saling menutupi. Pendapatan dari tanaman sela tertinggi diperoleh dari tanaman kacang hijau var. Gelatik mencapai Rp. 2.291.780/ha, sedangkan dari jagung var. Bisi-2 dan var. Sukmaraga masing-masing Rp. 1.687.040 dan Rp. 1.558.320 per hektar. Nilai pendapatan pengganti ini mencapai ± 10 % dari pendapatan kakao.