Nilai Pendidikan Dalam Komunikasi Fatis Masyarakat Toraja Sa’dan Provinsi Sulawesi Selatan
DOI:
https://doi.org/10.47178/jkip.v2i3.165Keywords:
nilai pendidikan, komunikasi fatisAbstract
Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk serta fungsi komunikasi fatis masyarakat Toraja Sa’dan; (2) mendeskripsikan dan menjelaskan nilai pendidikan yang terkandung dalam komunikasi fatis masyarakat Toraja Sa’dan. Jenis penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan ancangan etnografi komunikasi. Sumber data diperoleh dari tuturan masyarakat Toraja Sa’dan antara usia remaja 16-25 tahun dan dewasa antara 26-60 tahun. Data penelitian ini berupa tuturan komunikasi fatis masyarakat Toraja Sa’dan yang digunakan pada saat melakukan interaksi baik pada situasi resmi maupun pada situasi tidak resmi. Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi, rekaman, teknik bola salju, dan teknik catat. Teknik analisis data dilakukan dengan (1) mentranskripsi data hasil rekaman dan simakan, (2) mengidentifikasi data mengenai tuturan komunikasi fatis, (3) mengelompokkan data hasil rekaman berdasarkan bentuk komunikasi fatis, (4) menafsirkan komunikasi fatis yang digunakan masyarakat dan menemukan nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya, (5) Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk komunikasi fatis pada masyarakat Toraja Sa’dan berupa kata, frasa, dan kalimat yang memiliki fungsi masing-masing yang sesuai dengan isi tuturan. Bentuk penggunaan kata dinyatakan dengan fungsi (a) menekankan maksud pembicaraan, (b) mengukuhkan atau membenarkan apa yang ditanyakan kawan bicara (c) menyatakan empati, (d) basa-basi untuk menjaga kontak sosial, (e) menekankan pernyataan, (f) basa-basi untuk memulai pembicaraan, (g) menyalami kawan bicara yang dianggap akrab, (h) menegaskan maksud pembicaraan, (i) menekankan ajakan, (j) mengalihkan pembicaraan, (k) menekankan untuk memberitahukan. Penggunaan frasa dinyatakan dalam fungsi (a) menekankan maksud pembicaraan, (b) menekankan ajakan, (c) mengukuhkan atau membenarkan apa yang ditanyakan kawan bicara, (d) tanda pembicara mendapatkan sesuatu dari kawan bicara. Penggunaan kalimat dinyatakan dengan fungsi (a) basa-basi untuk memulai pembicaraan, (b) basa-basi untuk menjaga kontak sosial, (c) menekankan pernyataan, (d) basa-basi untuk mengalihkan pembicaraan, (e) basa-basi untuk sapaan. Nilai pendidikan yang ditemukan ada dua yaitu nilai pendidikan moral yang meliputi (a) kejujuran, (b) kesantunan, (c) pandai berterima kasih, (d) rendah hati, (e) sabar dan nilai pendidikan sosial meliputi (a) persahabatan, (b) kepedulian, (c) gotong royong, (d) empati. Nilai-nilai inilah yang dapat dimanfaatkan guru dan orang tua sebagai bahan pembelajaran kepada anak-anak baik di sekolah maupun di rumah. Bentuk penggunaan komunikasi fatis yang paling dominan digunakan adalah bentuk kata yang mengemban masing-masing 11 fungsi, dan nilai pendidikan yang ditemukan dalam komunikasi fatis adalah nilai pendidikan moral dan nilai pendidikan sosial.