Pemanenan Air Hujan Sebagai Alternatif Pengelolaan Sumber Daya Air Di Rumah

Authors

  • Asvin Embongbulan UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJAJ
  • Cici Parinding Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Toraja
  • Eflin Sharies Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Toraja
  • Sherryl S. Ema Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Toraja
  • Satrio Pademme Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Toraja
  • Dian Pranata Putra Ambali Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Toraja

DOI:

https://doi.org/10.47178/dynamicsaint.v6i2.1440

Keywords:

Pemanenan Air Hujan, Pengelolaan Sumber Daya Air, Kebutuhan Air Bersih

Abstract

Pemanenan air hujan (PAH) merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan air hujan dari atap rumah, atap gedung atau di permukaan tanah pada saat hujan. Sebagai salah satu sumber air bersih, pemanfaatan air hujan dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kelangkaan air bersih, mengurangi volume air limpasan hujan dan mengisi kembali air tanah terutama di perkotaan. Pesatnya pertumbuhan penduduk di perkotaan memicu konsekuensi bahwa terjadi penurunan debit air tanah karena konsumsi yang berlebihan yang diperparah dengan pengurangan lahan tangkapan air hujan karena banyak lahan terbuka dikonversi menjadi areal bangunan.  Hal ini akan memicu terjadinya kelangkaan air tanah sekaligus memicu terjadinya banjir. PAH merupakan salah satu alternatif untuk  mengurangi terjadinya hal tersebut.  Dengan cara ini suplai air bersih dari PDAM  maupun dari air tanah dapat dihemat dan kelebihan airnya dapat diresapkan di sumur resapan sehingga dapat membantu pengisian kembali air tanah. Penelitian ini dilakukan selama tiga hari. Penampungan air dilakukan sekitaran dari pukul 15: 17 – 16:05 selama tiga hari. Jumlah air hujan yang dapat tertampung dalam sehari adalah 98 liter (0,098 m3). Sehingga jumlah air yang tertampung selama tiga hari adalah 0,098 m3 x 3 = 0,294 m3. Penampungan yang dugunakan pada penelitian ini adalah penampungan air dengan kapasitas 120 liter (digunakan untuk menampung air hujan) serta satu tendon untuk  sumur bor dengan kapasitas 1200 liter  yang menjadi sumber air kontrakan dan nantinya akan menjadi media tamping. Karena kebutuhan air bersih penghuni kontrakan dalam sehari adalah 0,48 m3

References

Song Jaemin, Mooyoung Han, Tschung il Kim dan Jee-eun Song, “Rainwater harvesting as a suatainable water supply option in Banda Aceh.,” p. Desalination 248: 233?240, 2009.

Kim Ree-Ho, Sangho Lee, Jinwoo Jeong, and Jung-Hun Lee dan Yeong-Kwan Kim, “Reuse greywater and rainwater using fiber filter media and metal mem_brane,” p. Desalination 202:326? 332, 2007.

BAPPENAS., “Sanitasi Perkotaan, Potret, Harapan, dan Peluang. BAPPENAS dan Water and Sanitation Program-East Asia and the Pasifi c (WSP-EAP) Bank Dunia,” pp. 10–12, 2010.

UNEP International Technology Centre., Rainwater Harvesting. Murdoch University of Western Australia., 2001.

Ghisi Enedir, Davi da Fonseca Tavares and dan Vinicius Luis Rocha., “Rain_water harvesting in petrol stations in Brasilia: Potential for potable water saving and investment feasibility analysis.,” p. Conservation and Recycling 54:79?85, 2009.

Abdulla Fayez A., AW Al-Shareef, “Roof rainwater harvesting systems for household water supply in Jordan,” p. Desalination 243: 195-207, 2009.

TANDIOPANG, R, Perencanaan Pemanenan Air Hujan Kampus 2 UKI Toraja Sebagai Alternatif Penyedian Air Bersih. Rantepao: Universitas Kristen Indonesia Toraja., 2020.

Downloads

Published

2023-03-15

How to Cite

[1]
“Pemanenan Air Hujan Sebagai Alternatif Pengelolaan Sumber Daya Air Di Rumah”, dynamicsaint, vol. 6, no. 2, pp. 35–40, Mar. 2023, doi: 10.47178/dynamicsaint.v6i2.1440.

Similar Articles

1-10 of 76

You may also start an advanced similarity search for this article.