Studi Rantai Tata Niaga Kopi Toraja

Penulis

  • Aris Tanan Universitas Kristen Indonesia Toraja

DOI:

https://doi.org/10.47178/agro.v4i1.703

Kata Kunci:

kopi, ekstensifikasi, kualitas produk, intensifikasi

Abstrak

Sistem tata niaga kopi akan memungkinkan produsen memperoleh pendapatan melebihi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksinya, serta memberikan keuntungan lebih baik dibanding usahatani komoditas lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat dan konprehensif mengenai sistem tataniaga kopi Toraja. Penelitian ini bersifat ekploratif yang dilaksanakan di dua Kabupaten yaitu Tana Toraja dan Toraja Utara khususnya pada sentra produksi kopi seperti Bittuang, Baruppu’, dan Parandangan, sentra pemasaran kopi yang terdekat dengan sentra produksi, serta Rantepao dan Makale sebagai pasar terbesar di  Tana Toraja dan Toraja Utara. Lama studi berlangsung selama 4 bulan (Juli – Oktober 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani sebagai produsen kopi Toraja belum termasuk dalam kategori yang menikmati manfaat ekonomi kopi Toraja, sebagai akibat harga yang diterima ditetapkan secara sepihak oleh pedagang kopi. Rendahnya harga yang diterima petani kopi disamping karena kurangnya informasi mengenai pasar dan tataniaga kopi, juga karena kurangnya informasi mengenai persyaratan kualitas produk yang disyaratkan pedagang besar, eksportir, pengusaha kopi olahan maupun end user. Rendahnya harga kopi berbanding lurus dengan keinginan petani dalam memelihara dan mengembangkan usahatani kopi (intensifikasi diabaikan dan enggan melakukan ekstensifikasi). Kondisi ini juga berbanding lurus dengan produktivitas yang jauh dibawah produktivitas nasional (0,44 ton/ha/tahun untuk kopi arabika dan 0,46 ton/ha/tahun untuk kopi robusta, sementara secara nasional 0,734 ton/ha/tahun).

Diterbitkan

2019-07-31

Terbitan

Bagian

Articles

Cara Mengutip