PEMBINAAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI BAGI ANGGOTA KELUARGA REMAJA DI KAMPUNG KB BALABATU, KECAMATAN BUNTAO’ SULAWESI SELATAN, INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.47178/xdpjkq06Kata Kunci:
Pembinaan, Kesehatan Reproduksi, Gizi Keluarga RemajaAbstrak
Kegiatan Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku orang tua dalam mengasuh dan mendidik remaja usia 10-24 tahun. Keluarga dianggap sebagai lingkungan pertama yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian remaja, dengan pola asuh yang tepat menjadi kunci utama. Pola asuh yang baik, menurut teori Baumrind, mengandalkan pembentukan aturan yang adil dan penuh kasih sayang daripada hukuman. Orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing remaja menuju arah yang positif, menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung dan menyenangkan. Namun, tidak semua orang tua memahami pola asuh yang tepat, sehingga banyak remaja terjerumus pada perilaku negatif yang mengkhawatirkan.
Diskusi mengenai remaja juga tidak bisa dilepaskan dari isu stunting. Oleh karena itu, edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi seimbang sangat penting bagi remaja. Remaja perlu memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah hubungan seks bebas untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan yang dapat memicu stunting pada anak. Selain itu, remaja perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang untuk mencegah anemia dan kurang gizi, khususnya bagi remaja putri yang akan menjadi ibu di masa depan.
Metode kegiatan BKR meliputi penyuluhan, diskusi kelompok, workshop, dan pelatihan bagi orang tua dan remaja. Hasil pembahasan dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman orang tua tentang pola asuh yang baik dan pentingnya edukasi kesehatan reproduksi serta gizi seimbang bagi remaja. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta generasi yang sehat, terhindar dari masalah stunting, dan memiliki perilaku yang positif dalam menjalani kehidupan remaja. Kesimpulannya, BKR menjadi wadah penting dalam meningkatkan kesadaran orang tua dan remaja akan pentingnya pola asuh yang baik dan kesehatan reproduksi serta gizi seimbang demi mewujudkan generasi yang berkualitas dan terhindar dari masalah stunting.
Referensi
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pelaksanaan Bina Keluarga Remaja (BKR). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Papalia, D. E. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
UNICEF. (2019). Remaja dan Kesehatan Reproduksi. https://www.unicef.org/indonesia/id/remaja-dan-kesehatan-reproduksi
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
UNICEF. (2019). Remaja dan kesehatan reproduksi. https://www.unicef.org/indonesia/id/remaja-dan-kesehatan-reproduksi
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Situasi balita pendek (stunting) di Indonesia. http://www.pusat2.litbang.kemkes.go.id/pusat2_v1/badan-litbangkes/
Fitriana, N., & Imelda, F. N. (2020). Pendidikan kesehatan reproduksi remaja pada orang tua. Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains Indonesia, 2(1), 35-40.
Suparman, R. (2020). Faktor-faktor penyebab seks bebas pada remaja di lingkungan pondok pesantren. Jurnal Kajian Ilmiah, 20(3), 213-222.
Hasdianah, H. R., Morica, A. N., & Restuastuti, T. (2022). Gizi remaja dan upaya pencegahan stunting. Jurnal Gizi Unila, 11(2), 67-72. https://doi.org/10.25184/jgu.v11i2.2388