Tedong Sebagai Syarat Dalam Upacara Rambu Solo’ di Kecamatan Makale Kabupaten Tana Toraja

Penulis

  • Julfiani Mangopang Universitas Kristen Satya Wacana ##default.groups.name.author##
  • Tri Widiarto ##default.groups.name.author##
  • Sunardi Sunardi ##default.groups.name.author##

DOI:

https://doi.org/10.47178/jkip.v7i3.469

Kata Kunci:

tedong, rambu solo', adat

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna pemotongan tedong yang dijadikan syarat dalam upacara Rambu Solo’ (upacara pemakaman). Penelitian ini menggunakan metode wawancara, studi pustaka, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini ialah masyarakat Toraja menjaga dan melestarikan adat dan tradisi pemotongan kerbau dalam upacara Rambu Solo’ berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tradisi ini dimulai dari nenek moyang dan masih dapat bertahan sampai saat ini. Pemotongan tedong  didasarkan pada kemampuan dan berdasar pada tingkatan masyarakat dari orang yang meninggal. Sebagai penghormatan dan tanggung jawab kepada orang yang telah meninggal. Secara umum, masyarakat Toraja khususnya warga Kecamatan Makale memiliki standar penilaian dalam menentukan nilai seekor kerbau yang pantas digunakan dalam upacara Rambu Solo’ yang sesuai dengan tingkatan sosial dan kemampuan keluarga.

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.

Diterbitkan

2018-12-13

Terbitan

Bagian

Articles

Cara Mengutip

[1]
“Tedong Sebagai Syarat Dalam Upacara Rambu Solo’ di Kecamatan Makale Kabupaten Tana Toraja”, Jurnal KIP, vol. 7, no. 3, pp. 18–24, Dec. 2018, doi: 10.47178/jkip.v7i3.469.