Persepsi Guru dan Orang Tua dalam Mengelola Kelas Inklusif Anak Berkebutuhan Khusus Di SD 12 Prafi
DOI:
https://doi.org/10.47178/hmmdr681Keywords:
Persepsi guru, orang tua, mengelola kelas Inklusif, Sekolah DasarAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi Guru dan orang tua terhadap implemetasi pendidikan inklusif Sekolah Dasar Inpress 12 Prafi Manokwari, Papua Barat. beberapa tantangan yang dihadapi: 1) tantangan sosial emosional; 2) tantangan yang berkaitan dengan pembelajaran dan perkembangan keterampilan; 3) tantangan yang berkaitan dengan penyiapan dan penataran para profesional (guru) 4) keterbatasan sarana dan prasarana, 5) Beban administrasi dan modifikasi kurikulum, 6) Rendahnya kesadaran orang tua dan masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus. Sebagai solusinya adalah 1) Peningkatan kualitas in-service training (INSET) berupa awareness programmes, school-based professional development programmes, family support ; 2) Pelatihan co-teaching, yaitu guru dapat berbagi informasi mengenai pembelajaran dengan dengan siswa di kelas, mengurangi beban guru di kelas karena pembelajaran dilakukan oleh dua guru, dan memberikan pengalaman lebih dalam mengajar. Jika guru yang mengajar dapat bekerjasama dengan baik, maka beban mengajar yang dirasakan akan berkurang 3) Perlunya kolaborasi antara pihak sekolah dan orang tua.
References
Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Adinugraha, A. Hamdan. 2016. Evaluasi Pertumbuhan Sambungan Eucalyptus pellita F. Muell dengan Teknik Veneer Grafting. Jurnal Sylva Lestari Vol 4 No 3.
Ajzen, I. (2005). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes. Vol. 50, h.179-211.
Arif Fathurrahman, Sumardi, Adi E. Yusuf, Sutji Harijanto. “Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Melalui Peningkatan Kompetensi Pedagogik Dan Teamwork.” Jurnal Manajemen Pendidikan Vol. 7 (2019): 844.
Aryo Sunaryo 2009 Ornamen Nusantara Kajian Khusus tentang Ornamen indonesia : Dahara Prize Semarang
Bandi Delfi. 2006. Pembelajaran Anak Tunagrahita: Suatu pengantar Dalam Pendidikan Inklusi. Bandung: Relika Aditama.
Booth, T. & Ainscow, M. (2002). Index for Inclusion: Developing learning and participation in schools.Bristol: Centre for Studies on Inclusive Education
Center, Y., & Ward, J. (1987). Teachers‟ attitudes towards the integration of disable children into regular schools. The Exceptional Child, 34, pp 41-56.
Chandler, L. K. (2000). A training and consultation model to reduce resistance and increase educatorknowledge and skill in addressing challenging behaviours. Special Education Perspectives, 9(1), pp3- 13.
Forlin, C., Jobling, A., & Carrol, A. (2001). Preservice teachers‟ discomfort levels toward people with disabilities. The Journal of International Special Needs
Knapp, Peter & Watkins. (2005). Genre, Text, Grammar. Technologies For Teaching and Assessing Writing. Australia: University of New South Wales Press.
Kustawan, Dedy. 2013. Manajemen Pendidikan Inklusif. Jakarta Timur:PT Luksima Metro Media.
Nazir,M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sari, C.N. & Hendriani, W. (2021). Hambatan pendidikan inklusi dan bagaimana mengatasinya: Telah kritis sistematis dari berbagai negara. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan , Vol. 9, No. 1. https://doi.org/10.22219/jipt.v9i1.14154
Tarmansyah. (2007). Inklusi Pendidikan untuk Semua. Jakarta: Depdiknas.
UNESCO. (2005). World decade of education for sustainable development. Retrieved from http:// www.unesco.org/new/en/education/themes/leading-the-interna tional-agenda/ed
Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang: Universitas Terbuka.
Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang: Universitas Terbuka.
Yusraini. (2013). Kebijakan Pemerintah terhadap Pendidikan Inklusif. Media Akademika, Vol. 28, No. 1, Januari 2013 , 27-40.







