Studi Perbandingan Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Terak Nikel dengan Beton yang Menggunakan Batu Pecah Sebagai Agregat Kasar
DOI:
https://doi.org/10.47178/agro.v4i1.710Kata Kunci:
Perbandingan, Kuat Tekan Beton, Terak Nikel, Batu Pecah, Agregat KasarAbstrak
Beton adalah campuran dari semen, agregat, air dan bahan tambahan dalam perbandingan tertentu. Beton merupakan bahan bangunan yang umumnya dipakai dalam pembangunan fisik karena mudah dibentuk dan biaya pemeliharaan yang relatif murah dibandingkan dengan material lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi beton memungkinkan penggunaan limbah menjadi bahan dasar pembentuk beton, sehingga di satu sisi penggunaan bahan alam yang merusak lingkungan dapat diatasi dan di sisi lain bahan limbah dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk bahan dasar pembentuk beton. Penelitian ini menggunakan limbah terak nikel sebagai bahan perbandingan kuat tekan beton dengan batu pecah sebagai agregat kasar dengan tujuan hasil yang didapatkan dapat memberi informasi tentang penggunaan terak nikel sebagai agregat kasar dalam pembuatan beton normal sekaligus juga bertujuan sebagai langkah untuk penanganan pembuangan limbah dari pabrik pengolahan nikel.
Metode perancangan campuran yang dipakai dalam penelitian ini metode SNI dengan kuat tekan rencana
= 20 Mpa, ukuran agregat kasar maksimal 40 mm, dan sampel pengujian digunakan beton yang berbentuk kubus. Proporsi campuran penelitian ini menggunakan proporsi campuran yang didapatkan dari perencanaan campuran beton yang menggunakan agregat kasar batu pecah dengan ukuran proporsi yang sama untuk pembuatan sampel beton yang menggunakanan agregat kasar terak nikel. Untuk pengujian kuat tekan dilakukan pada umur beton 3,7,14,dan 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan kuat tekan beton dengan menggunakan terak nikel sebagai agregat kasar lebih tinggi dibanding beton yang menggunakan batu pecah. Dimana kuat tekan beton pada umur 28 hari yang menggunakan terak nikel sebesar 25,7 Mpa sedangkan beton yang menggunakan batu pecah sebesar 20,5 Mpa. Hal ini disebabkan karena nilai abrasi terak nikel lebih rendah yaitu 12% dibandingkan nilai abrasi batu pecah 33,7%.