Pengaruh Sukrosa dan Polietilen Glikol (PEG) terhadap Kadar Lipid dan Komposisi Asam Lemak pada Kultur Suspensi Croton tiglium L.
DOI:
https://doi.org/10.47178/agro.v4i2.650Keywords:
asam lemak, Croton tiglium, in vitro, PEG, sukrosa, TLEAbstract
Biodiesel menjadi salah satu bahan bakar alternatif yang banyak dikembangkan untuk mengantisipasi krisis energi. Bahan baku biodiesel dari minyak tumbuhan terkendala oleh keterbatasan produksi biji serta kesesuaian iklim untuk spesies tertentu. Kultur jaringan dapat mengatasi keterbatasan tersebut, antara lain karena sistem produksinya berkelanjutan dan kondisi lingkungan yang dapat dikontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh sukrosa dan PEG sebagai agen osmotik terhadap pertumbuhan, kadar lipid, dan komposisi asam lemak pada kultur suspensi Croton tiglium. Perlakuan cekaman dilakukan dengan menambahkan berbagai konsentrasi sukrosa (2; 5; 10; 15% w/v) atau PEG (2,5; 5; 7,5; 10% w/v) ke dalam medium. Kadar lipid pada kultur suspensi dilakukan dengan mengukur Total Lipid Extract (TLE) berdasarkan berat kering, dilanjutkan dengan analisis komposisi asam lemak menggunakan kromatografi gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medium MS yang ditambah dengan 1,5 ppm 2,4-D dan 0,3 ppm kinetin menunjukkan respon terbaik untuk induksi kalus C. tiglium. Perlakuan sukrosa 10% menghasilkan TLE tertinggi (51%), sedangkan pada perlakuan PEG nilai TLE tertinggi (56,6%) diperoleh pada perlakuan PEG 10% yang teramati pada minggu keenam. Berdasarkan hasil GCMS, pada sel tersuspensi proporsi asam palmitat dan stearat lebih tinggi dibandingkan asam linoleat dan oleat. Proporsi oleat tertinggi (48%) terdapat pada perlakuan sukrosa 10%, sedangkan pada perlakuan PEG 10% proporsi oleatnya 17%. Berdasarkan hasil penelitian ini tampak bahwa cekaman osmotik dengan sukrosa maupun PEG 4000 pada suspensi sel C. tiglium mampu menginduksi sintesis minyak secara in vitro dan mengubah profil asam lemak.