Analisis Kelayakan Usaha, Pemasaran Hasil Kakao, dan Daya Beli Petani di Sulawesi Selatan
DOI:
https://doi.org/10.47178/agro.v4i2.648Keywords:
Nilai tukar petani, Kakao, Kelayakan UsahaAbstract
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu usaha pertanian yang mendapat perhatian serius oleh pemerintah. Sebab komoditas tersebut memiliki nilai ekonomi dan juga sebagai komoditas unggulan nasional serta sebagai komoditas andalah daerah Propinsi Sulawesi Selatan. Kontribusi devisa nasional yang diperoleh dari ekspor kakao mencapai US$ 701 juta dan merupakan perolehan devisa dari komoditas perkebunan terbesar ketiga setelah karet dan kelapa sawit. Di lain pihak, komoditas kakao juga sebagai penggerak pembangunan wilayah dan pengembangan agroindustri. Penelitian ini dilaksanakan di Sulawesi Selatan pada bulan Pebruari hingga bulan Juni 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah survei yang dilengkapi dengan daftar pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan Sulawesi Selatan mempunyai potensi dan pengembangan agribisnis kakao yang cukup besar. Pengembangan usahatani kakao didukung sumberdaya lahan dan sumberdaya petani yang memadai. Usahatani kakao di Sulawesi Selatan layak dikembangkan yang ditandai dengan tingkat NPV bungan 20 % masih bernilai positif dengan IRR 26,35 %. Petani kakao sebagian besar sudah masuk kelompok sejahtera pada tingkat NTP di atas nilai satu (1). Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan petani perlu didukung dengan peningkatan peranan kelembagaan petani.