Analisis Kebutuhan Air Irigasi Pada Sawah Selama Satu Masa Tanam Dengan Lima Metode
DOI:
https://doi.org/10.47178/agro.v3i1.619Keywords:
kebutuhan air irigasi, metode irigasi, nilai perkolasiAbstract
Suplai air untuk pertanian khususnya untuk tanaman padi dengan pemberian air yang menerus selama masa tanam (metode konvensional) akan makin berkurang. Pada metode ini dibutuhkan air dalam jumlah yang sangat banyak dan hanya menghasilkan produksi beras yang masih rendah.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengukur nilai kebutuhan air irigasi selama satu masa tanam dengan menggunakan sistem irigasi hemat air yang telah banyak diuji, dikembangkan, diterapkan, dan disebarluaskan di berbagai negara terutama di China. Sistem irigasi yang digunakan adalah metode modifikasi tradisional/ MTR (dengan sistem genangan), metode Alternate Wetting and Drying/AWD (metode pergantian basah dan kering), metode Semi Dry Cultivation/SDC (metode semi kering), dan metode System of Rice Intensification/SRI (metode basah). Sistem irigasi hemat air ini dibandingkan dengan sistem tradisional/metode konvensional (sistem genangan menerus).
Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan air irigasi selama satu masa tanam untuk metode TRI 681.35 mm, metode MTR 636.38 mm atau terjadi pengurangan sebesar 6.6 % dari metode TRI, metode AWD 582.36 mm atau terjadi pengurangan sebesar 14,53 % dari metode TRI, metode SDC 549.33 mm atau terjadi pengurangan sebesar 19.37 % dari metode TRI, dan metode SRI 1003.15 mm atau terjadi peningkatan 47.23 % dari TRI. Pada metode SRI peningkatan nilai KAI yang terjadi disebabkan karena besarnya nilai perkolasi pada metode tersebut.