ANALISIS KANDUNGAN LIMBAH IKAN, UDANG, DAN SAYUR-SAYURAN SEBAGAI BAHAN DASAR KOMPOS
DOI:
https://doi.org/10.47178/agro.v6i3.323Keywords:
Limbah, ikan, udang, sayur, komposAbstract
Kepedulian kita untuk meminimalkan sampah dapur tentunya akan sangat membantu meminimalisir timbunan sampah keseluruhan yang masuk ke lingkungan. Kompos merupakan salah satu cara meminimalisir tumpukan sampah. Kompos adalah hasil penguraian parsia/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroorganisme dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Limbah ikan dan udang secara langsung maupun tidak langsung banyak membawa problema lingkungan di kawasan pesisir, minimal dalam bentuk gangguan terhadap kebersihan, sanitasi dan kesehatan lingkungan. Limbah ikan dan udang ternyata masih dapat dimanfaatkan, yaitu sebagai bahan baku pupuk organik lengkap dan harus dilengkapi dengan penambahan unsur lainnya sehingga kandungan N (nitrogen) P (fosfor) dan K (kalium) untuk tanaman dapat mencukupi. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan limbah ikan dan udang sebagai limbah organik dalam pembuatan kompos, agar memaksimalkan penggunaan kembali sampah organik. Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Musamus Merauke, pada bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015. Perlakuannya adalah:
Sampel A = limbah ikan dan udang (hewan) : kotoran sapi dengan perbandingan 1 : 1
Sampel B = limbah sayur-sayuran : kotoran sapi dengan perbandingan 1 : 1
Sampel C = limbah ikan dan udang (hewan) + limbah sayur-sayuran : kotoran sapi dengan perbandingan 1 : 1
Sampel D = kotoran sapi. Biosmik yang digunakan adalah 1 kg untuk setiap 1 ton bahan pupuk kompos.
Ketiga perlakuan kompos mencapai jumlah rata-rata di atas jumlah minimum yang distandarkan atau sesuai dengan standar unsur NPK minimal pada pupuk kompos yaitu, unsur N 0,40%, P 0,10%, dan K 0,20%. Ketiga sampel kompos termasuk dalam kriteria SNI, yaitu dengan rasio C/N 10 – 20 sehingga dikategorikan sudah cukup ‘matang’.