PENGGUNAAN GAYA BAHASA PENEGASAN DALAM NOVEL JANGAN BERSEDIH KARYA EIDELWEIS ALMIRA
DOI:
https://doi.org/10.47178/mataallo.v1i2.1330Keywords:
Gaya bahasa, penegasan, Novel Jangan Bersedih karya Eidelweis AlmiraAbstract
Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa penegasan dalam novel Jangan Bersedih karya Eidelweis Almira.
Manfaat hasil penelitian yang diharapkan adalah (1) Sebagai bahan masukan dan sumber pengetahuan bagi penulis sendiri tentang gaya bahasa Penegasan, (2) Sebagai sumber pengetahuan bagi orang lain yang berkecimpung di bidang sastra, khususnya gaya bahasa penegasan yang digunakan dalam novel Jangan Bersedih karya Eidelweis Almira, (3) Sebagai sumbangan pikiran dan masukan untuk dunia pendidikan dalam pengajaran gaya bahasa Penegasan, dan (4) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnyan khususnya penelitian di bidang gaya bahasa.
Populasi penelitian ini adalah 123 gaya bahasa penegasan yang digunakan dalam novel Jangan Bersedih Karya Eidelweis Almira. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah purposif sampling artinya diambil sesuai dengan kebutuhan analisis data. Peneliti mengambil sampel sebanyak 47 gaya bahasa penegasan yang digunakan dalam novel Jangan Bersedih Karya Eidelweis Almira. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah (1) teknik baca , (2) teknik catat, dan (3) teknik dokumentasi. Teknik baca digunakan untuk membaca secara teliti objek penelitian, dan menandai data berupa kalimat yang mengandung gaya bahasa penegasan. Teknik catat digunakan untuk mencatat data gaya bahasa penegasan yang digunakan dalam novel Jangan Bersedih Karya Eidelweis Almira.Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah novel Jangan Bersedih Karya Eidelweis Almira.
Berdasrkanhasil analisis yang dikemukakan, maka dapatlah disimpulkan bahwa gaya bahasa penegasan yang ditemukan dalam novel Jangan Bersedih karya Eidelweis Almira, adalah: (1) Gaya bahasa repetisi, (2) Gaya bahasa klimaks, (3) Gaya bahasa sigmatisme, (4) Gaya bahasa pleonasme, (5) Gaya bahasa eksklamasio, dan (6) Gaya bahasa aliterasi, dan (7) Gaya bahasa inversi.