STUDI KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK KAYU LOKAL DI TORAJA
DOI:
https://doi.org/10.47178/agro.v5i2.672Keywords:
Kuat Tekan, Kuat Tarik, Sengon Putih (Ranni Busa), Sengon Merah (Ranni’ Rarang), Huru, Pinus, Durian, Cemara, Asa, Jati Merah, Jati Putih dan BetauAbstract
Kayu merupakan bahan konstruksi yang banyak dipakai dalam pembangunan rumah, gedung-gedung dan pembuatan furniture. Kayu banyak dipilih karena memiliki bentuk dan warna alami yang lembut serta artistik. Pentingnya pengetahuan akan pembagian kelas-kelas kayu dilihat dari kuat tekan dan kuat tarik kayu seharusnya mendorong pemerintah untuk melaksanakan program pengkajian ulang kelas kayu yang ada di Toraja sebagai bagian dari peningkatan mutu konstruksi bangunan masyarakat Toraja. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat memungkinkan untuk diadakannya penelitian pengujian kayu di laboratorium tentang kuat tekan dan kuat tarik kayu lokal di Toraja sehingga bisa di kelompokkan kedalam kelas masing-masing kayu yang di teliti. Kemudian dapat dikategorikan bahwa di tinjau dari kuat tekan dan tariknya, kayu dikatakan sudah sesuai dengan kelasnya masing-masing dan kebutuhannya di dunia konstruksi. Pengujian kuat tarik dan kuat tekan kayu di lakukan di laboratorium dengan menggunakan metode langsung yakni dengan mengumpulkan sampel kayu lokal di Toraja kemudian di analisa secara ilmiah di laboratorium fakultas kehutanan Unhas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kayu Sengon Putih (Ranni Busa) termasuk kelas IV, Sengon Merah (Ranni’ Rarang) kelas IV, Huru kelas III, Pinus kelas IV, Durian kelas IV, Cemara kelas III, Asa kelas III, Jati Merah kelas III,Jati Putih Kelas IV dan Betau kelas II, hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan hasil penelitian maka kayu lokal Toraja yang di uji telah memenuhi/sudah sesuai dengan kelas masing-masing kayu yang ada dalam PKKI dan Standar Nasional Indonesia (SNI).