PERSPEKTIF IMAN KRISTEN TERHADAP TRANSFORMASI INDUSTRIALISASI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
DOI:
https://doi.org/10.47178/agro.v1i2.348Keywords:
ekonomi, kebenaran, transformasiAbstract
Optimisme lama seolah-olah kita dapat berbuat sekehendak hati dengan ilmu, telah diganti dengan ”pesimisme baru’ tentang akibat-akibat negatif dan rasionalisme ilmiah; rasionalisme murni menurunkan harkat kebijaksanaan ke tingkat abstraksi tanpa darah, dan pemikiran teknokratis memperkecil manusia menjadi mesin, oleh sebab itu implementasi ilmu (kebenaran) harus sejalan dengan optimisme iman (tindakan yang benar). Ingat (Ams 4:2 karena Aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukKu) ; Rm 3:28 ; Ef 4:13).
Optimisme baru (kebenaran) melalui ilmu dan iman dan organisasi sosial dapat dibuat mengabdi kepada kebutuhan dan desakan dasar umat manusia, dan bukan diperkenankan untuk merusak kehidupan insasi.
Ilmu bukan hanya mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia, tetapi ia juga memperkaya persepsinya, memperluas visinya, memperdalam konsepnya tentang realitas. Tetapi amatlah berbahaya untuk beranggapan bahwa umat manusia dapat dengan aman menyesuaikan diri kepada segala bentuk perkembangan teknologi. Di masa lampau banyak ilmuwan merasa harus melakukan sesuatu oleh karena merasa dapat melakukannya. Secara operasional dan etis hal itu kini dianggap sama dengan penanggalan hak intelektual; para ilmuwan pun, seperti halnya dengan orang-orang bertanggung jawab lainnya, harus mendasarkan pilihan dari tujuan-tujuan mereka kepada value judgments.
Pada akhir tapal batas inovasi sosial dan teknologi akan ditentukan bukan oleh taraf kemampuan manusia untuk memanipulasi dunia luar, melainkan oleh pembatasan dari sifat biologis dan emosionalnya sendiri (I Kor. 2 : 5).