MODEL STRATEGI KEBUDAYAAN DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI MASYARAKAT TORAJA
Keywords:
Budaya, pemberantasan korupsiAbstract
Orang Toraja juga menghargai kekayaan yang diperoleh dengan usaha dan kerja keras dan bertahap. Rambu solo’ dalam pandangan masyarakat umum, melihat budaya rambu solo’ini sebagai stabilitas masyarakat Toraja karena dalam praktiknya, penghasilan orang Toraja selama bertahun-tahun “ditumpahkan”dalam waktu yang singkat, untuk membeli kerbau, babi, pemondokan, dan segalah kebutuhan ritual. Budaya berbeda satu dengan yang lainnya bukan hanya pada masalah detailnya, tetapi juga dalam cara mereka menyapa dengan orang lain di dasarkan dengan kepercayaan orang Toraja bahwa dalam rambu’ solo kebudayaan di Torajapun harus memiliki keyakinan keagamaan tertentu, yaitu dengan menciptakan perbedaan antara budaya organisasi yang satu dengan yang lainnya. Kerabat keluarga dan sanak saudara dari rantau harus mengorbankan biaya yang sangat besar demi melaksanakan upacara rambu solo’, suka atau tidak suka. Bahkan dalam pelaksanaan ritual ini, jika mereka tidak memiliki modal, maka mereka akan meminjam modal ke bank, koperasi atau melakukan salah satu transaksi gadai tradisional yang di sebut pa’pentoean. Dengan kecerdasan budaya yang dimiliki oleh setiap masyarakat Toraja, maka organisasi akan mampu membangun keunggulan. Keunggulan menunjukkan bahwa suatu budaya yang mampu berorganisasi dengan budaya lain dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dari strategi kebudayaan dalam pemberantasan korupsi di masyarakat toraja mempunyai peran budaya yang dapat menciptakan perbedaan antara organisasi yang satu dengan yang lainnya.